
Ngaku dah!
Ampun sebelumnya. Karena blog ini salah satunya bertujuan untuk membuka diri agak lebar dikit, tentunya ga afdol bingitz kalau yang punya blog tidak bercerita tentang diri sendiri. Nah, langkah awal yang menurut saya bagus adalah dengan mengakui hal-hal yang berkaitan dengan sang bloggernya.
Anggplah ini sebagai permulaannya, yaitu pengakuan resmi dan tertulis bahwa saya bukanlah pecinta dan penikmat kopi.
Tidak boong. Tidak dibuat-buat.
Bukan berarti nggak pernah ke warung kopi atau kafe zaman sekarang. Justru, sebagai seorang blogger yang menulis tentang kota sendiri, dan kota orang lain, saya sering sekali keluar masuk kafe, kedai, atau apapun namanya yang menyediakan kopi dalam daftar menunya.
Cuma, ya itu masalahnya.
Kalau ditanya apa saya mengerti dan menikmati kopinya, biasanya saya cuma bisa senyum dan geleng-geleng kepala.
Jujur saja, itu bukan keahlian saya. Padahal, seorang kawan sekaligus tetangga adalah pemilik kedai kopi di kawasan Bogor dan ia pernah memberi semacam kuliah singkat tentang perbedaan antara kopi ini dan itu, robusta dan arabika, kalau diseduh dengan air panas yang direbus atau pakai air panas dispenser.
Udah lumayan panjang juga dia menjelaskan.
Sayangnya, memang dasar bukan penikmat kopi, berapa gelas dan jenis kopi yang saya minumpun, jawabannya ya tetap saja, saya tidak mengerti bedanya.
Kasihan juga kadang sama teman itu karena kalau sudah bicara soal minuman hitam ini, bisa sampai berbusa-busa dia bicara. Sementara yang mendengarkan pada akhirnya tetap nggak bisa membedakan yang mana yang enak yang mana tidak.
Bukan berarti saya nggak mimum kopi. Setiap hari 2 gelas atau cangkir (terserah yang mau bikinin) saya minum. Lumayan lah kalau habis makan atau sambil ngudud.
Tapi, jangan pernah berharap saya bisa membedakan atau diajak berbicara tentang perkopian. Tidak akan banyak kata yang keluar dari mulut saya, karena memang saya tidak mengerti dan bisa menikmati kopi, seperti bagaimana seorang pecinta kopi seharusnya.
Karena memang saya bukan pecinta dan penikmat kopi.
Itulah pengakuan saya yang pertama. Yang lain menyusul, tapi kalau inget yah.