Kangeeennnnnn !

Kayak anak ABG sajah sebenarnya tiba-tiba hati berteriak kangeeennn! Cuma, apa daya, memang begitulah rasa di hati pagi ini.

Bukan kepada siapa, karena dua orang kesayangan saya masih bersama saya. Kawan lama tidak pernah menjadi kategori mereka yang akan saya kangeni.

Jahat memang, tetapi saya bukan orang yang terlalu senang kembali ke masa lalu. Jadi, kategori kawan yang seperti ini tidak pernah masuk ke dalam daftar mereka yang menyebabkan rindu di dalam hati…#oekkksss (tiba-tiba jadi eneg sendiri nulis seperti ini).

Rasa kangen yang ada di hati saat ini lebih tepatnya ditanyakan dengan kata tanya “APA”, bukan “SIAPA”.

Karena yang saya kangeni itu bentuknya adalah sebuah kegiatan, namanya hunting foto, nyetrit. Turun ke jalan menenteng kamera dan kemudian berburu obyek dan momen tidak jelas. Mencari “keindahan” (#gaya dikit boleh lah) dari ketidakteraturan dalam kehidupan manusia.

Lokasinya? Kota saya dong, Bogor. Saya tidak merasa perlu berburu keindahan sampai harus ke luar negeri. Pada dasarnya, keindahan itu ada dimana-mana. Tidak perlu pergi jauh-jauh pun keindahan itu ada, asalkan kita mau mencarinya.

Itu yang saya kangeni.

Saya kangen ngobrol dengan orang tak dikenal di jalan sekitar Suryakencana. Menghabiskan 10-15 menit dengan tukang parkir, bisa juga tukar senyum dengan pedagang sayur di pasar sebelum memotret. Kangen pingin bisa nongkrong di trotoar sambil bengong melihat orang lewat dan dipandang dengan keheranan oleh orang yang lewat karena bengong itu (mungkin mereka mikir, “nih orang pengangguran banget, jangan-jangan sakit jiwa”).

Kangen..

Cuma, rasanya masih tidak nyaman sekali untuk berkeliaran tanpa tujuan yang jelas. O yah, orang lain boleh berkata “Jangan seperti hidup dalam botol” atau, selama “protokol kesehatan” dijalankan, nggak apa-apa.

Namun, saya pikir, sebagai seorang warga negara yang baik, saya mau patuh kepada perintah, “Keluar jika memang benar-benar perlu”. Dan, hunting foto itu bukan sesuatu yang krusial dalam kehidupan. Tidak hunting foto juga tidak mati.

Jadi, yah, sepertinya saya harus menanggung rindu bin kangen ini agak lama. Setidaknya sampai, sebagian besar rakyat Indonesia sudah divaksin, barulah mungkin saya kembali membawa si Canon 700D keliling kota lagi.

Selama itu, biarlah kangen itu saya tanggung sendiri.

Setidaknya, saya bisa membenarkan apa kata si Dilan, bahwa “rindu itu berat, biar aku saja” karena kenyataannya saya tidak punya pilihan. Si Canon mana bisa menanggung rindu, punya perasaan saja tidak. Kalau saja dia bisa, saya akan suruh dia yang menanggung rasa kangen ini.

#Oekkksss… mules di perut bertambah sehabis mengetikkan kalimat terakhir.

(Bogor, 26 Maret 2021. Saat bengong di kantor karena harus tugas piket sendirian)

2 thoughts on “Kangeeennnnnn !”

  1. Acie cieee kikikiw ternyata Kak Anton bisa kangen juga ðŸĪŠ walaupun sama “Apa” bukan sama “Siapa”
    Memang rindu itu berat, makanya biar Dilan aja yang rindu ðŸĪĢ
    Sabar ya Kakk. Aku rasa akhir tahun ini, sebagian besar warga Indonesia udah divaksinasi, jadi akhir tahun nanti semoga udah bisa foto-foto di luar lagi *semoga*

    Reply
    • Bisaaa duoong.. Kan saya manusia juga, punya hati dan punya rasa.. wkwkwkwkwkw

      Iya lah, biar si Dilan saja dah…

      Sabar kok Peri, mau tidak mau memang situasinya masih belum nyaman dan memungkinkan. Mudah-mudahan saja ada saatnya saya bisa kembali “berburu” di jalanan. Sekarang saya berburu di meja saja… di depan laptop

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply