Manusia Super

Bulan puasa.

Bulan spesial karena selain dikenal sebagai bulan suci Ramadhan, juga dikenal sebagai bulan dimana banyak manusia diharapkan menjadi manusia super. Para manusia yang beragama Islam seperti didorong untuk menjadi manusia luar biasa luar dalam.

Siapa yang mendorong?

Para ustadz, terutama yang biasa nongol di layar TV atau yah yang setidaknya namanya sudah dikenal melebihi lingkungan RT.

Kok begitu? Yah, coba saja ceramah mereka atau kultum mereka, selama 30 hari atau saat mereka berceramah dimanapun selama bulan ini dikumpulkan, pasti akan terlihat yang seperti itu.

Biasanya mereka akan menyampaikan beberapa hal, yang sebenarnya sudah dikatakan pada puasa tahun sebelumnya, dan tahun sebelumnya lagi, dan lagi.

  • luangkan waktu untuk tarawih, 11 rakaat minimal dan kalau bisa 23 rakaat lebih baik
  • perbanyak membaca Al-Quran, kalau bisa 1 juz satu hari
  • perbanyak sholat Tahajud
  • setelah sholat shubuh, jangan tidur lagi, lebih baik mendengarkan pengajian atau membaca sholawat
  • lanjutkan dengan sholat dhuha
  • setelah berbuka, cukup dengan air dan kurma saja, segeralah pergi ke mesjid dan untuk sholat maghrib berjamaah dan kalau bisa sambung dengan sholat Isya berjamaah
  • perbanyak sholat sunat sebelum dan sesudah sholat wajib

(Dengan pola seperti ini, kadang gue bingung kapan waktu makan yang benar, istirahat dan tidurnya. Mungkin para ustadz berpikir manusia muslim itu semua konglomerat dan tidak perlu kerja mencari nafkah sampai semua bisa dijalankan dengan mudah)

Sudah sampai di situ? Yah, belum sih. Pamungkasnya ada di

  • Umat muslim tidak boleh loyo selama bulan puasa
  • Umat muslim harus tetap produktif meski menjalankan puasa
  • Umat muslim harus lebih bisa mengeluarkan output yang besar meski sedang berpuasa bahkan harus melebihi saat tidak berpuasa

Kadang, saya pingin menggetok para ustadz yang seperti ini. Sibuk berceloteh sampai mereka lupa

  • Manusia muslim sekalipun butuh tidur yang cukup supaya tetap bertenaga dan waktu itu tidak akan tersedia kalau kegiatan sehari-hari ditambah terus dengan tarawih, membaca qur’an, dhuha, sholat tahajud, dan entah berapa banyak kegiatan “berpahala” lainnya. Makan sahur saja sebenarnya sudah mengurangi jatah tidur seorang manusia dan pasti memberi efek pada tubuh
  • Energi untuk beraktivitas didapat manusia dari seorang makanan, nah sekarang di bulan puasa, asupan makanan berkurang dan otomatis energi yang tersedia berkurang juga, terus harus meminjam energi dari mana? Ada baiknya manusia muslim di masa datang sel tubuhnya dibuat dari sel surya, jadi di siang hari bulan puasa, energi didapat dari matahari bukan makanan
  • manusia jaman sekarang beda dengan 14-15 abad lalu, sekarang banyak manusia yang untuk mencari nafkah harus bepergian setiap hari dengan kendaraan umum yang menghabiskan waktu 2-5 jam pulang pergi karena kemacetan. Itu belum ditambah lembur karena dipaksa kebutuhan, jatah waktunya lebih kaku dan tidak seleluasa di masyarakat zaman dahulu

Seorang manusia biasa, di zaman sekarang, sedang berpuasa atau tidak, tetap akan kesulitan melakukan semuanya seperti yang dianjurkan para “ahli agama” itu.

Kecuali…

Superman yang pastinya bisa menempuh jarak Jakarta Bogor (ATAU dari rumah ke tempat kerja) dalam waktu 2-3 detik saja. Atau, si Flash yang bisa mengerjakan segala sesuatu dalam hitungan sepersekian detik saja. Juga si Hulk yang tenaganya tidak ada habisnya, meski dia jarang kelihatan makan.

Kalau mereka sih pasti bisa lah melakukan semua itu. Manusia super gitu loh.

Kalau manusia biasa, seperti saya? Yah, sepertinya harus terima nasib. Menjalankan yang bisa dijalankan saja sesuai kemampuan dan ketersediaan waktu.

Mungkin, saya harus bertanya kepada para ustadz itu, apakah mereka juga sudah melakukan semua yang mereka sarankan sendiri?

Siapa tahu saja mereka sebenarnya hanya “menyampaikan” pandangan saja dan belum benar-benar membuktikan sendiri secara praktek. Persis kayak blogger juga.

Bagaimanapun, ustadz juga manusia kan?

(Bogor, 16 April 2021, Sambil menunggu maghrib dan menunggu pak ustadz memberikan ceramah atau kultum ulangan dari beberapa tahun yang lalu)

8 thoughts on “Manusia Super”

  1. Pak Anton saya baca ini, ekspresi saya langsung 🥲.
    Relate banget soalnya Pak Anton.. saya kerja di lapangan. Udah kaya punya tantangan sndiri kerja sambil puasa. 😆😆 terus semisal lagi banyak masalah atasan suka nyeplos “jangan jadiin puasa sebagai alasan buat nggak ngejar target..”

    Kadang kalau udah dnger kalimat gtu, rasanya saya pengen teriak “heyy,, anda sehat??” Wkwk I’m not captain america yang punya tenaga nggak abis2 Atau Wanda Maximoff yang bisa telekinesis.. wkwk

    Tuhh kan jadinya curcol.. 😅😅🤣

    Reply
    • Hahaha.. karena saya pikir, bulan puasa ini memang bulannya orang-orang super. Kadang banyak yang lupa bahwa manusia punya keterbatasan. Banyak orang tiba-tiba jadi bombastis mengejar surga dan lupa kalau kita masih manusia.

      Maklum kok Bay, saya sendiri kalau pas WFO itu pak ampuuun.. naik kereta bolak-balik saja sudah berapa jam. Kaki pegel, cuapekk nya polll.. ngantuk lagi.. hadeuuh…

      Sama tuh saya juga kalau ada yang ngemeng begitu pengen tereak… hahaha…

      Padahal di banyak negara, jam kerja pada bulan puasa dipendekin loh, terutama negara Islam.. karena mereka tahu bahwa situasinya berbeda.

      Reply
  2. Hiiihiiiii…🤣 🤣 🤣 Matiin TV kong kalau ada acara yang kaya begitu mah.🤣 🤣 Guru saya saja nggak pernah ngajari harus seperti itu… Dalam artian jika ingin seperti yang dijelaskan diatas lihat diri dan kemampuan kita juga, Karena sesuatu yang berlebihan saja kurang baik juga.

    Biase ustad bayaran memang seperti itu terkadang.🤣 🤣 🤣 Demi uang jadi ngomong sekate-katenye, Padahal dirinya belum tentu bisa seperti yang dikatakannya. Yee kan.😆😆😆 Persis seperti ahli SEO yang suka ngoceh sana-sani agar penghasilan ngeblog besar begini, Begitu, Begono…Padahal blog ia sendiri hasilnya belum tentu ada atau sesuai dengan ocehannya.😆😆

    Karena setiap orang punya berbedaan hidup dan batasan juga, Jadi terlalu naif kali yee kalau disama ratakan harus bisa menjadi ahli ibadah sampai diharuskan yang diluar kemampuan kita.😊😊 Getok aje kong kalau ada ustad atau habib yang ngoceh2 harus seperti itu.🤣 🤣

    5 tahun yang lalu saya juga pernah nanya hal seperti itu pada guru saya, intinya proteslah. Jawabannya sederhana saja kok. “Sanggup dikerjakan, Tidak sanggup jalani dengan ikhlas sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri kita”… Karena inti semua ibadah ikhlas, Bukan pemaksaan atau memaksakan diri.😊😊

    Selama bulan Ramadhan sebaiknya baca Alqur,an paling sedikit 1 juz, yang terdiri dari 10 lembar halaman. Yaa memang benar…Tetapi yang terpenting sholat 5 waktu kita juga harus dibenarkan dulu…Seandainya sholat bolong2 sehari khatam Alqur,an 1 juz, Yang ada cuma sia2 doang.

    Biasanya para Habib dan para ahli ulama itu selama bulan Ramadhan cuma butuh waktu 3 hari atau seminggu untuk khatam Alqur,an sebanyak 30 Juz, Tapi jarang mereka mau memamerkannya kepada murid atau kalayak ramai. Kita ingin seperti itu silahkan, Nggak sanggup jalani ibadah sesuai kemampuan kita saja.😊😊

    Contoh sederhananya saja sholat 5 waktu tepat waktu menjalankan sholat taraweh niat dan ikhlas bukan karena paksaan juga. Insyaallah kita bisa setara sama yang seperti para habib dan para alim ulama. Amal 1000 perak saja kalau kita ikhlas setara pahalanya sama orang yang amal 100 ribu.😊😊 Karena semua umat manusia dimata tuhan itu sama, Yang membedakan-bedakannya cuma manusia itu sendiri..😊😊

    Eehh! Jadi panjang lebar gw ngoceh nih kong, 🤭 🤭 Besok2 kalau ada acara kultum ditv dan sejenisnya jika bicaranya yang aneh2 pecahin aja tuh TV kong…Eehh salah matiin maksudku.😆😆😆 Kalau dipecahin bisa dikeplang bini luh repot ntar jadinya.🤣 🤣 🤣

    Reply
    • Hahahaha.. jangaaannn tipi satu satunya kalau ditimpuk mah, gue kudu ngeluarin duit lagi atuh Tong.. Hahaha.. Tapi emang kalau ada acara kayak gitu mah, saya pindahin channel sajah…

      Bosan mendengar ceramah yang seperti tidak memanusiakan manusia…

      Saya setuju dengan apa yang dikatakan guru Ntong, lakukan semampunya.. Kalau memang mampu, ya jalani, kalau tidak, ya sebisanya saja..

      Cuma ya ntu saya pikir, para ustadz yang berceramah sering tidak lagi bisa memandang sesuatu secara jernih dan mereka jadi seperti kaset rusak yang hanya bisa mengeluarkan kata-kata yang sering tidak sesuai dengan kenyataan dan logika…

      Reply
  3. Suka banget baca ini Bapak!
    Soalnya pertanyaan saya sejak dulu, meski suka dibilang nggak beriman 🤣

    Kalau saya dulu suka bilang, iyaaa.. itu mah ustadz, kerjaannya cuman ceramah melulu, bahkan ibadah jadi kerjaannya hahaha.

    Nah kalau yang kudu mobile ke kantor, sampai di kantor butuh konsentrasi, kebayang nggak sih kalau ngantuk?

    Mana puasa itu waktunya bayar THR, artinya kudu lebih banyak meningkatkan pendapatan perusahaan, biar semua THR karyawan bisa dibayar tepat waktu.

    Reply
    • Iyah Rey.. entah kenapa banyak sekali ustadz yang egois dan memandang segala sesuatu hanya dari sisi dirinya saja. Banyak yang lupa bahwa banyak manusia harus berjuang di jalan yang berbeda dengan mereka.

      Mereka jadi kayak di menara gading dan cuma ceramah sana sini akhirnya jadi terasa jauh dari realita. Mereka berpikir kita untuk menjadi orang Islam harus selalu kembali ke masa lalu dimana kehidupan berbeda sekali dengan masa kini..

      Hayoo semangat Rey…

      Reply
  4. Sebenernya semua umat muslim bisa melakukan hal yang diomongin pak ustad, dengan catatan kalau udah kaya semua haha
    Ya karena jalan hidup masing2 orang kan beda2, ada yang buka puasa aja mesti buru2 karena kerja di tempat makan yang biasanya kalau waktunya buka puasa tuh rame banget. Apalagi nyempetin tarawih, lebih susah lagi karena masih kerja.
    Ya sebenernya mereka yang kerja juga lagi ibadah sih…jadi mereka2 ini juga orang hebat.

    Reply
    • Catatannya itu tuh yang bikin ngeness.. wakakakak soalnya mayoritas masih berjuang untuk hidup layak dan nggak kayak ustadnya.

      Yah, saya pikir memang sebenarnya tantangannya sangat berat di masa sekarang untuk bisa melakukan semua itu. Yang terbaik adalah melakukan sesuai dengan kemampuan yang ada

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply