Cerita kemarin.
“Ada yang hamil?”. Suara seorang perempuan ketika pintu kendaraan kesayangan Commuter Line berada di stasiun Tebet. Berarti baru satu stasiun alias sekitar 3 menit saya merasakan enaknya duduk sejak penumpang di depan saya transit di Manggarai.
Tanpa banyak bicara, saya langsung mengangkat tangan. Bukan karena saya sedang hamil, tetapi karena saya sangat tahu bahwa pertanyaan itu pasti diajukan oleh seorang penumpang wanita yang sedang mengandung. Saya memberi tanda bahwa ada kursi yang bisa ia duduki.
Tidak peduli ia sebenarnya berada cukup jauh dari tempat saya duduk. Tidak peduli juga sebenarnya ada 3 laki-laki yang lebih muda yang duduk di antara saya dengan sang ibu hamil. Saya mempersilakan sang ibu hamil untuk mengambil tempat saya.
Baru mendekati stasiun Depok, saya bisa kembali sedikit melepas kepenatan di kaki karena sang ibu hamil turun di stasiun tersebut.
Saya menyenderkan punggung ke dinding kereta sambil berselonjorkan kaki dengan hati penuh rasa syukur.
Bukan karena ucapan terima kasih dari sang bumil.
Saya bersyukur, saya masih manusia yang sama meski sudah 33 tahun menjadi anker. Hanya fisik dan penampilan saja yang menua, tetapi dalam hal ini, saya tetap sama, masih memiliki empati kepada orang lain.
Semoga saja di tahun tahun berikutnya, saya masih diberikan kemampuan untuk terus bertindak sebagaimana seharusnya manusia dalam bermasyarakat.
(Bogor, 05 Oktober 2022. Rabu)