Dua kendaraan tunggangan kami sehari-hari, si Supra Fit dan Supra X 125 memang sudah tua. Dibeli tahun 2005.
Keduanya memang masih berfungsi dengan baik dan ajarng rewel. Tidak ada masalah yang berarti. Makanya saya malas ganti dengan motor baru karena masih beroperasi dengan baik, juga demi mencegah si kribo cilik ngebut. Pastinya, kedua kuda besi itu sesuai usia sudah sulit diajak berpacu.
Cuma, ada satu masalah, indikator bensinnya sudah tidak aktif pada si Supra X. Jadi, posisi isi tangki tidak lagi terlihat.
Sore ini, non aktifnya indikator bensin membuahkan hasil.
Si Supra X diajak jalan-jalan hunting foto oleh saya. Tidak jauh hanya di kisaran Jalan Soleh Iskandar saja.
Tidak ada masalah.
Begitu juga saat harus mampir mengambil setrikaan di jasa setrika di dalam kompleks Bukit Cimanggu City.
Hanya, saat berada sekitar 1 1/2 kilometer dari rumah, tib-tiba motor mati mendadak. Tidak bisa dinyalakan meski berulangkali dicoba.
Langsung saja teringat bahwa sebelum saya pakai, si kribo cilik sudah memakainya lebih dulu untuk ke sekolah. Mengingat kebiasaan si kribo cilik yang agak tidak pedulian, alias ceroboh, sama seperti bapaknya, pikiran langaung tertuju pada dua kata.
Bensin habis.
Alhasil, terpaksa lah nongkrong di pinggir jalan selepas menepon rumah menyuruh si kribo membeli bensin di pengecer terdekat memakai plastik.
Masih untung bawa si OPPO A3s. Jadi, tidak bengong-bengong amat.
Bisa sambil ngeblog.
Ini hasil tulisannya.
(Bukit Cimanggu City, depan Rumah Barbie, menunggu si kribo membawa bensin, 6 Juli 2019, 17.15)