CGM Bogor Street Festival 2016 |
Lebih dari dua jam, sejak selepas maghrib sampai sekarang, saat jam menunjukkan hampir pukul 10 malam, saya masih mengobok-obok folder-folder foto hasil jepretan selama ini.
Ada ribuan, kalau tidak disebut belasan ribu. Maklum sudah lebih dari 4 tahun saya gemar memotret.. Mulai dari asal jepret sampai sekarang fotonya sempat lolos tahap kedua Lomba Foto Wikimedia Commons dan punya blog fotografi dua biji.
Itupun belum termasuk entah berapa ratus atau ribu yang hilang ketika notebook Toshiba yang lama rusak dan datanya tidak terselamatkan.
Setelah dilihat ulang, ternyata dari sekian ribu yang ada, hanya beberapa ratus saja yang sudah ditampilkan ke depan umum melalui blog-blog di bawah naungan Lovely Bogor Network bentukan saya. Sisanya, ngendog di hard disk saja aka menjadi penunggu hard disk.
Alasannya beragam mengapa foto-foto itu tidak pernah ditampilkan, tetapi yang paling dominan adalah karena saya menganggapnya jelek. Padahal, menurut beberapa teman, hasil jepretan saya bagus.
Mungkin karena saya banyak terpengaruh pada prinsip “Kill The Babies” ala Eric Kim. Maksudnya, untuk meningkatkan kemampuan seorang fotografer, saya harus berani membuang yang jelek.
Dan, meski saya sudah membuang banyak, saya masih menyimpan lebih banyak lagi karena merasa tidak tega membuang hasil karya sendiri. Siapa tahu masih bisa terpakai suatu waktu. Prinsip jelek sebenarnya, sama dengan menimbun barang.
Jadilah, ribuan foto itu tetap menjadi kuncen harddisk saja. Dipakai tidak, dibuang tidak. Bahkan, ditengok saja tidak juga.
Bogor Cap Go Meh 2016 |
Barulah, saat Blog Si Anton ini dibuat, saya berpikiran “KENAPA TIDAK?”. Maksudnya kenapa tidak ditampilkan saja di blog ini untuk dilihat orang.
Bagus jelek bukanlah urusan saya. Silakan nilai saja sendiri.
Tentunya, pastinya ada saringan lagi, yang sudah diperlonggar., seperti foto yang blur tidak akan dipakai dan akan langsung dilemparkan ke tong sampah.
Sisanya akan ditampilkan disini.
Paling tidak, foto-foto yang sudah dihasilkan dengan mengeluarkan uang, tenaga, dan waktu itu berfungsi seperti seharusnya, yaitu ditampilkan kepada orang lain.
Selebihnya terserah yang melihat saja.
Kenapa juga harus dipikirin, toh penghasilan saya bukan dari memotret?
(Bogor, Bukit Cimanggu City, masih di depan notebook HP yang baterainya sudah tewas dengan sukses, masih 7 Juli 2019 cuma jam sudah menunjukkan pukul 22.07, yang berarti sebentar lagi saatnya tidur kalau tidak mau besok bangun terlambat)