C-Drama kata anak sekarang. Ada juga yang menyebutnya Dracin a.k.a Drama Cina. Apapun namanya sebutan itu merujuk pada TV Show atau sinetron keluaran negeri yang sekarang di Indonesia disebut dengan Tiongkok. Padahal, terus terang lebih enak menyebutnya dengan Cina.
Sebulan terakhir ini, jenis tontonan ini perlahan menjadi bagian dari rutinitas yang saya jalani.
Bermula dari ketidaksengajaan, saat memasang reel di salah satu akun Instagram, sebuah lagu dianjurkan oleh algoritmanya, judulnya I Love You So Much You’ll Know versi cover yang dibawakan oleh Aviwkilla. Lagunya terasa enak didengar penuh dengan keceriaan.
Keingintahuan, terutama karena saya cukup paham jarang sekali ada lagu dalam bahasa Inggris buatan orang Indonesia, menghadirkan dorongan untuk mencari lagu dari versi aslinya, yang biasanya lebih berjiwa dibandingkan penyanyi covernya.
Dorongan itulah yang mempertemukan saya dengan sebuah C-drama berjudul A Love So Beautiful. Drama ini memiliki 24 episode.
Ceritanya sederhana, tentang perjalanan hubungan antara dua anak muda, Chen Ziaoxi dan Jiang Chen yang hidup bertetangga dalam sebuah rusun. Kisahnya tidak berbeda banyak dengan sinetron buatan Indonesia sebenarnya, meskipun terasa sekali perbedaannya, dimana sinetron a la Cina ini memiliki ending. Bukan seperti FTV atau apapun istilahnya versi Indonesia yang cenderung seperti perjalanan tanpa ujung.
Sadar tidak sadar, saya terpikat. Interaksi, atau chemistry, antara pemainnya terasa mengena sekali. Ceritanya membawa saya tenggelam dalam dunia, yang saya sadar hanya mimpi karena pada dunia nyata jarang sekali ada kisah yang semenarik itu.
Namun, saya membiarkan diri dalam aliran cerita dan acting para bintangnya.
Perkenalan inilah yang kemudian membawa saya dalam perjalanan mencari C Drama lainnya. Beberapa seri lainnya sudah saya tonton, seperti Meteor Garden 2018, Use For My Talent, Be Yourselves, dan beberapa judul lainnya.
Padahal, kalau diingat ulang, saya sudah tidak menonton drama lumayan lama juga. Di kala pandemi Covid-19 melanda negeri ini, saya memang menyempatkan diri menonton bersama si Yayang, tetapi hal itu dilakukan bukan karena suka, tetapi lebih karena ingin bersama wanita terkasih tersebut.
Hanya, entah kenapa, C drama ini seperti membawa saya kembali ke masa lalu, tahun 1980-an, dimana saya seperti gandrung menonton serial silat, seperti The Return of Condor Heroes dan sejenisnya.
Ada perasaan nyaman dan rileks. Tentu saja, saya tidak membayangkan diri menjadi bagian dari cerita tersebut karena pikiran logis saya terlalu jelas mengatakan, “Hei, ini nggak nyata loh”. Jadi tetap saja sistem anti baper orangtua yang ada dalam diri saya membuat tameng agar tidak terjerumus dalam kebaperan.
Namun, tidak bisa disangkal, saya menikmatinya.
Menonton C Drama seperti memberi rileksasi yang belakangan semakin sulit didapat. Kesibukan sehari-hari dan juga berbagai hal lain membuat hampir tidak ada waktu untuk memanjakan diri.
Perkenalan dengan drama Tiongkok, atau Cina, atau apapun istilahnya ini, seperti memberi saya sedikit kesempatan untuk membuang kebosanan dan kejenuhan yang tidak bosan berusaha muncul. C Drama seperti juga mengangkat sementara beban yang biasa menggelayut di kepala dan hati.
Tidak pernah disangka, sinetron, yang sebenarnya tidak saya suka, meski berasal dari luar negeri ini berhasil memberikan sedikit ruang untuk rileks. Lebih dari itu, drama jenis ini seperti membuat otak yang selama ini agak tumpul ketika dipakai untuk ngeblog bergerak kembali.
Semangat untuk kembali aktif di dunia blog seperti mendapatkan tambahan dorongan.
Logika saya mengatakan, bukan C dramanya yang membuat hal itu terjadi. Namun, lebih pada kenyataan bahwa saya sebenarnya membutuhkan hiburan dan sedikit pelepasan dari rutinitas sehari-hari. Sesuatu yang memang agak terabaikan selama beberapa tahun terakhir.
Pandemi Covid, rencana untuk menjalankan bisnis digital marketing agency, dan berbagai masalah lain memaksa saya bahkan terkadang untuk mengabaikan fakta, bahwa saya masih manusia. Butuh hiburan dan pelepasan lelah.
Dan, rupanya, hiburan tersebut sama sekali tidak mahal. Tidak butuh harus berwisata ke luar negeri atau luar kota. Hal kecil seperti sinetron saja sudah cukup setidaknya untuk merelaksasi diri sejenak.
Tidak keren memang. Tidak bisa dijadikan status, apalagi oleh seorang tua seperti saya.
Namun, bagi saya itu penting sekali. Sebagai seorang yang sudah berusia di atas 50 tahun, sulit untuk menemukan hiburan yang cocok. Ketika menemukan sesuatu yang menyenangkan seperti ini, meski bukan hal besar, hal tersebut memberikan dampak besar sekali.
Buktinya, setelah menonton beberapa seri drama Cina ini, saya ternyata bisa kembali menulis di blog dengan lebih tenang dan bahkan agak bersemangat. Saya bahkan bisa berpikir lebih jernih tentang pengembangan bisnis yang sedang coba dijalankan bersama di Kribo, LB Digital.
Saya sudah punya rencana untuk kembali ngebut dalam berkarya di blog. Buku ide kembali dibuka dan dibaca ulang sebagai persiapan untuk menjadi blogger kembali.
Banyak sekali hal yang sudah saya lakukan setelah menamatkan beberapa seri C Drama. Sesuatu yang selama beberapa waktu belakangan menjadi hambatan tersendiri dan belum bisa terpecahkan. Saya struggling mengatasi hambatan itu. Berkat C Drama lah saya menemukan solusi masalahnya. Bukan sesuatu yang baru dan sebenarnya, saya sudah tahu, tetapi lupa bagaimana melakukannya.
Saya butuh hiburan. Healing lah kata orang sekarang, tetapi saya lebih suka kata jadil seperti hiburan, relaksasi, dan sejenisnya.
Bagaimanapun, saya masih manusia. Manusia itu bisa bosan, jenuh, capek, dan bisa lupa terhadap hal tersebut karena terus menerus memaksakan diri.
Dan, A Love So beautiful, sebuah C Drama yang sebenarnya biasa saja, membangkitkan kesadaran bahwa hiburan itu penting dan dibutuhkan oleh sayam jika mau terus bergerak maju. Pemaksaan diri bagus, tetapi kalau terus menerus dilakukan hanyalah akan menghancurkan diri sendiri.
Mengapa Tidak K Drama yang tentunya lebih populer?
Tidak ada alasan.
Seperti sudah disebutkan di atas, semua ini bermula dari sebuah lagu saja. Naluri penasaran lah yang menggiring saya menemukan C Drama dan tidak mengarahkan ke K Drama atau J-Drama/Dorama.
Lagi pula, pada akhirnya saya juga menonton beberapa seri K Drama dan menemukan beberapa perbedaan antara kedua jenis drama impor tersebut.
Lebih jauh lagi. Setelah kembali aktif ngeblog, seperti sekarang, situasi perlahan seperti kembali ke semula, sebelum saya memutuskan hiatus dari ngeblog dan fokus ke membangun bisnis.
Saya sekarang lebih banyak meluangkan waktu untuk berpikir kembali tentang pengembangan blog, mencari ide-ide untuk tulisan baru, atau memperbaikia masalah pada semua blog yang saya miliki.
Perlahan tetapi pasti, C Drama akan kembali tergusur dari rutinitas kehidupan dan saya lebih fokus pada hal yang selama ini memang menjadi prioritas dan salah satu tujuan utama, ngeblog. Saya sudah mengurangi dan mencari drama lainnya, baik versi yang manapun.
C Drama, saat ini bagi saya adalah semacam pengingat bahwa manusia tetaplah punya batas. Seberapapun semangat yang saya miliki akan sia-sia dan bahkan menghadirkan batu penghalang besar jika tidak dimanage dengan baik.
Meskipun tidak tertutup kemungkinan, jika situasi yang sama terulang, dimana saya mengalami kebosanan dan kejenuhan, C Drama akan menjadi pilihan pertama saya untuk melepas kepenatan.
Toh murah meriah. Tidak perlu mengeluarkan uang banyak dan bisa ditonton sambil tiduran santai di depan TV atau ketika berdiri di kereta di kala menuju atau pulang dari kantor.
Hal-hal kecil yang kerap saya abaikan karena sibuk memaksa diri untuk terus berpikir dan berkarya.
(Bogor, Sabtu, 19 Agustus 2023 di saat kepala mulai menelurkan ide untuk membuat sedikit review dari C Drama dan K Drama yang sudah ditonton)